Ketika aku tiba di kompleks Gereja Katedral, aku tidak
menyangka sama sekali bahwa terdapat museum Katedral di sana. Museum itu berada
di sisi kanan gereja, tepatnya di depan Taman Doa Bunda Maria. Museum ini buka
pada weekend di jam-jam tertentu, jadi meskipun kamu tidak beribadah kamu bisa
mengunjungi museum ini untuk menambah pengetahuan tentang gereja Katedral. Bagi
kamu yang mungkin berada sangat jauh dari Jakarta, mari kuajak berkeliling secara
virtual. Aku berharap dengan postingan ini kalian bisa mengetahui apa yang
tidak kalian ketahui melalui pajangan dan koleksi museum.
Ketika memasuki ruang utama kamu akan melihat museum ini
tampak seperti rumah biasa dengan meja resepsionis yang sangat besar. Pada
sebelah kiri terdapat buku tamu, setelah mengisi namaku, aku mulai berkeliling,
di mulai dari poster Rudolphus Kurris, SJ. Beliau merupakan Pendeta sekaligus
founder of Cathedral Museum Jakarta ini. Di bawah poster tersebut diletakkan
baju kebesaran dan buku-buku yang dia tulis melalui mesin tik tua di meja
tersebut.
Berpindah ke ruangan yang ada di sebelah kanan resepsionis,
aku menemukan satu ruangan berisi nama dan biografi dari pastor-pastor yang
memimpin ibadah di Gereja Katedral sejak masa berdirinya. Itu adalah jumlah
yang tidak sedikit.
Setelah keluar dari ruang para pastor tadi, kamu akan
melewati lorong berisi sejarah Museum Katedral ini pada masa awal pembangunan,
lalu memasuki ruangan di sebelah kanan dan menemukan koleksi berupa sepeda tua,
kursi goyang, dan koper-koper tua yang digunakan para pendahulu dalam
penyebaran agama katolik. Di setiap dinding juga terdapat informasi bagaimana
ketiga koleksi itu berperan dalam penyebaran agama katolik.
Tiruan Kapal Pendeta P Bonnike
Ini adalah replika dari peristiwa tewasnya Pastor P Bonnike di atas perahu ketika berlayar di selat Lowotobi. Pastor P Bonnike adalah Imam dari Gereja Katedral yang perjuangannya dalam menyebarkan agama katolik di Indonesia sangat berjasa.
Replika Gereja Katedral
Patung Bunda Maria Berkebaya
Ini adalah koleksi paling unik, dimana terdapat sebuah patung bunda maria yang mengenakan pakaian tradisional wanita Indonesia, yaitu kebaya. Sungguh cantik sekali bukan?
![]() |
Ranjang Pendeta tempo dulu |
Mengunjungi Museum Katedral membawa sedikit pengetahuan
bagiku tentang agama katolik. Contoh sederhananya aku jadi tahu bahwa terdapat perbedaan
perbedaan fungsi antara jubah dalam pelayanan. Aku juga jadi tahu bahwa setiap
pendeta memiliki kekhasan berbeda. Ini adalah pengalaman yang menarik bisa
mengenal beberapa kejadian di masa penyebaran agama katolik pada era dulu.
Komentar
Posting Komentar