Rocky Aur Rani Kii Prem Kahani (2023)

 ROCKY AUR RANI KII PREM KI KAHANI


official poster


Kalian bisa menolak film Bollywood kecuali Rocky Aur Rani Kii Prem Kahani

Kenapa?

Karena film ini merupakan karya sutradara berbakat Karan Johar, yang telah melahirkan karya sepanjang masa seperti Kuch Kuch Hot Hai, Kabhi Kushi Kabhi Gham, My Name is Khan, dan lain-lainnya. Secara pribadi, saya menyukai karya-karya Karan Johar sejak pertama kali dia membuat Kuch Kuch Hota Hai, dan di ulang tahun karirnya yang ke-25 tahun tentu saya tidak akan melewatkan karyanya ini.

Sejak pertama kali film ini diumumkan dengan line up Alia Bhatt dan Ranveer Singh, saya pikir film ini akan bertema romance biasa seperti Badrinath Ki Dulhania atau Humpty Sharma Ki Dulhania mengingat penulisnya juga orang yang sama. Sedikit mengecewakan kenapa kali ini KJo tidak menulis filmnya sendiri seperti yang sudah-sudah. Meski begitu, rupanya film ini memiliki cerita yang masif dan penuh makna, sehingga relate dengan issue-issue sosial yang turun temurun dikembangkan oleh masyarakat kebanyakan, khususnya di Asia.


Kisah cinta Rocky dan Rani ini bukan kisah cinta biasa. Banyak aspek yang akan membuatmu merenung setelah menontonnya. 


Rocky dan Rani Menghadapi Dunia

Rocky Rhandawa merupakan putra bungsu dari keluarga Punjabi yang kaya raya. Keluarganya merupakan pemilik perusahaan Ladoo yang diinisiasikan oleh Nenek Moyangnya lalu dibesarkan oleh Neneknya Rocky, Dhanlaksmi Rhandhawa. Dalam keluarga Rhandawa, pemegang kendali ada di tangan neneknya, bahkan ayahnya pun sangat patuh dengan Ibunya.

Sementara Rani Chaterjee dibesarkan di keluarga Bengali yang menjunjung tinggi pendidikan dan berbudaya tinggi. Ibunya seorang dosen bahasa inggris, sementara ayahnya adalah mantan penari Khatak di Kolkata dan sekarang memilih mengajar Khathak untuk anak-anak. Rani sendiri berpofesi sebagai jurnalis yang sangat berpengaruh di India. Di bahkan tidak takut ketika mencerca seorang politikus yang berpikiran patriarki.

Pertemuan Rocky dan Rani bermula ketika kakek Rocky, Kanwal Lund tiba-tiba bisa mengingat nama seorang wanita di masa lalunya bernama Jamini, yang merupakan nenek Rani. Rocky meminta Rani untuk mempertemukan Jamini dengan Kanwal untuk memicu ingatan Kanwal yang telah hilang, bahkan Kanwal tak dapat mengingat keluarganya sejak kecelakaan di masa lalu. Kanwal sangat menyukai syair dan puisi, sehingga ketika dia mendengar puisi dari penyair favoritnya, yang dapat dia ingat adalah kekasih lamanya, Jamini.

Kanwal dan Jamini akhirnya bertemu. Pertemuan itu dapat membuat Kanwal tampak normal, sehingga Rocky merencanakan pertemuan lain tanpa sepengetahuan nenek dan ayahnya. Dalam pertemuan-pertemuan itu, cinta Rocky dan Rani bersemi. Awalnya Rani mengira dia hanya tertarik secara fisik kepada Rocky, sehingga ketika Rocky melamarnya, Rani menolak karena alasan budaya keluarga mereka yang sangat berbeda. Karena Rocky ditolak, diapun menjadi marah karena Rani mengira cintanya palsu. Namun setelah berpisah beberapa hari dari Rocky, Rani akhirnya menyadari bahwa dia pun mencintai Rocky, namun budaya dan latar belakang keluarga mereka yang tidak cocok, menjadi satu-satunya ganjalan dalam hubungan mereka. 

Untuk saling beradaptasi, Rocky dan Rani bertukar keluarga. Selama tiga bulan, Rocky harus tinggal di rumah Rani yang kedua keluarganya sangat pendidikan-minded dan memiliki ketertarikan dengan budaya, berbeda dengan Rocky yang tidak berpendidikan, bahkan bahasa inggrisnya pun berantakan. Sementara Rani harus tinggal di rumah Rocky dimana hanya neneknya, perempuan yang mendapat kebebasan di rumahnya, tidak dengan ibu dan kakak Rocky yang hanya bisa melakukan apapun atas kehendak ayah dan neneknya.




Memiliki Pesan yang Dalam untuk Semua Kalangan

Film ini bukan sekadar kisah dua orang yang saling mencintai  biasa. Ini adalah kisah dua orang dari latar belakang keluarga dan pendidikan yang bertolak belakang. 

Karakter Rocky yang diperankan oleh Ranveer Singh adalah anak orang kaya calon pewaris keluarga yang bahkan tidak leluasa melakukan hobinya yakni, menari. Sementara Rani adalah jurnalis yang sangat pintar dan berani. 

Karakter Alia Bhatt sebagai Rani adalah karakter favorit saya dimana di dalam film ini mengingatkan saya dengan Najwa Shihab yang berani melawan politikus di acaranya sendiri. Sangkalannya tentang analogi perempuan sebagai permen manis yang terbuka yang disebut politikus sah sah saja jika diperkosa, ini sangat keren.


“Melayani orang lain itu baik, namun jika pelayanan hanya berasal dari satu arah, itu bukan pelayanan melainkan perbudakan.” Rani Chaterjee


Selain dua karakter utama ini, karakter ibunya Alia adalah karakter favorit saya juga, dimana Sang Ibu merupakan wanita karir yang dominan namun tidak menodai perannya sebagai seorang istri dan menantu. Ada satu adegan dimana Rocky memaksa Ibu Rani untuk mengajaknya berbelanja. Karena tidak fasih berbahasa inggris, Rocky tidak mengira kalau ibunya akan berbelanja pakaian dalam. Rocky menjadi risih dan memberontak ketika ibunya Rani menyuruhnya mengenakan bra sebagai uji coba. Ibunya Rani menjadi marah dan berkata, “mengapa pria merasa jijik dengan bra padahal kami kaum wanita juga mencuci dan menggosok pakaian dalam kalian?”

Rocky menyangkal dengan berkata, “Tante, kami  tidak ingin menyentuhnya karena kami menghormati wanita," ujar Rocky.

“Perlakukan wanita dengan setara, itu sama artinya dengan menghormati wanita,” Anjali Chaterjee


Bukan Tentang Feminis

Film ini bukan tentang feminis, woman support woman, saja, tetapi juga tentang pria-pria yang tidak mendapat keadilan, dianggap aneh dan memalukan hanya karena dia memiliki bakat yang jauh dari kata maskulin. Hal ini direpresentasikan oleh karakter ayahnya Rani yang lebih memilih jadi penari Khathak.

Tentu bukan hanya itu saja. Kamu bisa menemukan aspek lainnya yang mungkin relate sama kamu hany dengan nonton film ini.





Totalitas Pemain

Untuk line up pemainnya, semua pemain merupakan aktris dan aktor kelas A di Bollywood. Alia Bhatt adalah salah satu aspek yang membuat saya sangat berminat menonton film ini selain Karan Johar. Sama seperti film-film sebelumnya, penampilan Alia sangat apik. Dia dapat menghidupkan karakter seorang jurnalis yang berpendidikan dan berkelas.

Honestly, aku tidak menyukai Ranveer Singh, sehingga ketika dia ada di film ini saya merasa ragu. Saya mengakui aktingnya bagus di film-film sebelumnya, tapi in personal saya tidak begitu menyukainya. Tapiiiii... saya berubah pikiran sejak dia menjadi Rocky yang humoris, baik hati, dan rapuh. Dia memerankan karakter pria green flag, yang mana tidak akan ada wanita normal yang akan menolaknya. Saya pun jadi Ter-Rocky-Rocky. Belum lagi tentang penampilannya dalam membawakan tarian Khathak. Belum pernah ada dalam sejarah perfilman Bollywood seorang aktor menarik Khathak, dan Ranveer did it! Dia sangat bernilai.

Jaya Bachchan seperti dapat meninggalkan karakter ibu yang baik hati di Kabhi Kushi, namun perannya ternyata tak sesuai dengan ekspektasi saya. Dia tidak begitu banyak scene sehingga sikap tegasnya masih kurang terasa, tidak sesaklek karakter suaminya di Kabhi Khushi.

Begitu pula dengan karakter yang diperankan Dharmendra dan Shabana Azmi, mereka memiliki porsi yang pas.

Karakter pendukung lainnya sangat kuat. Semuanya kebagian peran yang adil sehingga film ini menjadi film yang sangat berisi.




Meski belum dapat merebut posisi Kabhi Kushi Kabhi Gham, film ini cocok dijadikan posisi kedua untuk karya Karan Johar yang layak ditonton ulang. FYI, saking sukanya dengan film ini, saya sudah menonton filmnya sebanyak 3 kali. Emang seworthy itu.

Saya memberikan 4.5 bintang dari 5 bintang. Almost perfect, jika saja lagu Dhindora gak dipotong di filmnya. Haha

Jika kalian merindukan film-film romance Bollywood di tahun 2000an, maka film ini adalah tontonan yang pas untuk mengurai rasa rindumu.

Thank you for reading my blog!

Komentar